Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
Ekonomi adalah peningkatan hasil produksi (output) dalam tingkatan nyata
ekonomi, dan diukur melalui angka perubahan hasil produksi setiap tahunnya
dalam jangka yang panjang
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi:
- Sumber day alam (SDA)
Suatu negara yang sumber daya
alamnya melimpah, seperti kesuburan tanah, iklim,cuaca, hasil hutan dan
tambang, akan mempunyai kesempatan yang besar untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang pesat.
- Akumuasi Modal dan teknologi
Modal dan teknologi sangat penting
artinya bagi pertumbuhan ekonomi, karena dipergunakan untuk mengolah SDA yang
masih bersifat potensial (belum dimanfaatkan) menjadi SDA yang dapat
dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Modal dan teknologi
mampu mempertinggi tingkat efesiensi, membuka penemuan baru dan meningkatkan
kualitas produksi.
- Sumber daya manusia (SDM)
Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan
oleh sumber daya manusia, karena manusia merupakan pelaksana pembangunan
ekonomi. Semakin tinggi kualitas SDM dalam suatu negara, maka semakin tinggi
pula tingkat produktivitas dinegara tersebut
- Sistem sosial dan sikap masyarakat
Masyarakat modern akan lebih
terbuka dan bersifat positif terhadap perubahan yang secara otomatis
ditimbulkan oleh pembangunan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat segera
terwujud
- Luas pasar atau pangas pasar
Barang dan jasa yang akan dijual
kepada konsumen memerlukan daerah pemasaran dan pangsa pasar yang tepat, baik
didalam maupun diluar negeri. Semakin luas daerah pemasaran dan pangas apasar
yang dimiliki, akan semakin besar pula peluang untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi
Teori-Teori
Pertumbuhan Ekonomi
Teori Tokoh pokok pikiran
keterangan
Kalsik Adam Smith Pertumbuhan
ekonomi dipengaruhi oleh 3 hal:
·
Pertumbuhan
Grossdomestik Bruto (dipengaruhi oleh SDA, jumlah penduduk, persediaan barang
–barang)
·
Pertumbuhan penduduk
·
Sistem persaingan bebas
David
Ricardo pertumbuhan dipengaruh oleh:
·
Sumber daya alam yang
terbatas
·
Jumlah penduduk yang berkembang
·
Kemajuan teknologi
·
Sektor pertanian
menurut david ricardo pertumbuhan ekonomi tidak terjadi secara terus menerus,
tetapi terdapat stagnansi didalmnya
Thomas Robert Malthus
teori pertumbuhan penduduk menyatakan bahwa “pertumbuhan penduduk menurut deret
ukur dan pertumbuhan menurut deret hitung”, maksudnya jumlah penduduk lebih
cepat berkembang dari pada pertumbuhan ekonomi.
Neo Klasik Robert
Sollow pertumbuhan dipengaruhi oleh:
·
Pertumbuhan penduduk
(SDM)
·
Akumulasi modal
·
Teknologi modern
Roy
Forbes Harrod dan Evsay D. Domar pertumbuhan
ekonomi dipengaruhi oleh pertambahan modal yang akan meningkatkan modal dan
nantinya pendapatan nasional.
Modern
Walt Whitman Rostow ada 5 tahap
pertumbuhan ekonomi
·
Masyarakat tradisional
·
Pra lepas landas
·
Menuju kedewasaan
·
Konsumsi tinggi
Teori-Teori
Pembangunan Ekonomi
Teori Tokoh Pokok Pikiran Tambahan
Austria (history)
Werner Sombart
1. Zaman
perekonomian tertutup
2. Zaman
kerajinan dan pertumbuhan
3. Zaman
kapitalis purba, madya, raya, akhir.
Karl
Butcher pokok pikiran:
1. Rumah
tangga tertutup
2. Rumah
tangga kota
3. Rumah
tangga bangsa
4. Rumah
tangga dunia
Frederik
List pertumbuhan ekonomi dibedakan menjadi:
Masa
berburu dan meramu
Masa
berternak dan bertani
Masa
bertani dan kerajinan
Masa
kerajinan dan industri serta niaga
- Kegiatan sektor pertanian masih tetap tradisional dan produktivitasnya sangat rendah.
- Kebanyakan negara menghadapi masalah kekurangan dana modal dan barang modal ( peralatan produksi ) yang modern.
- Tenaga terampil , terdidik dan keahlian kewirausahaan penawarannya masih jauh dibawah jumlah yang diperlukan.
- Perkembangan penduduk yang sangat pesat.
- Berbagai masalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik sering dihadapi.
- Diversifikasi kegiatan ekonomi
- Mengembangkan infrastruktur
- Meningkatkan tabungan dan inventasi
- Meningkatkan taraf pendidikan
- Mengembangkan institusi yang meggalakkan pembangunan
- Merumuskan dan melaksanakan pembangunan ekonomi
I. Strategi pertumbuhan
ekonomi
- 1. Industrialisasi Versus Pembangunan Pertanian
Pembangunan
pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga kerja dan secara relatif
menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi pada pembuatan jalan,
saluran dan fasilitas pengairan, dan pengembangan teknologinya. Kenaikan
produktivitas sektor pertanian memungkinkan perekonomian dengan menggunakan
tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan kuantitas output bahan makanan yang
sama. Dengan demikian sebagian dari tenaga kerja dapat dipindahkan ke sektor
industri tanpa menurunkan output sector pertanian. Di samping itu pembangunan
atau kenaikkan produktivitas dan output total sektor pertanian akan menaikan
pendapatan di sektor tersebut.
- 2. Strategi Impor Versus Promosi Ekspor
Stategi
industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan membangun
industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor. Alternatif
kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor. Kebijakan
ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan produksi
da dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat
memproduksinya dengan biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar
internasional. Strategi ini secara relatif lebih sukar dilaksanakan karena
menuntut kerja keras agar bisa bersaing di pasar internasional.
- 3. Perlunya Disertivikasi
Usaha
mengadakan disertivikasi bagi negara-negara pengekspor utama minyak dan gas
bumi merupakan upaya mempertahankan atau menstabilkan penerimaan devisanya
Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah proses dan
langkah-langkah yang dilakukan oleh suatu negara untuk meningkatkan PNB dan
pendapatan perkapita penduduknya dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi.
Sumber pembiayaan pembangunan ekonomi adalah simpanan domestik, investasi
asing, serta bantuan dari luar negeri. Pembangunan ekonomi mempunyai tiga unsur
penting yaitu:
1.
Pembangunan ekonomi
merupakan suatu proses, yaitu rangkaian kegiatan pembangunan yang dilakukan
secara terus menerus dengan maksud mengubah keadaan perekonomian tertentu
menjadi keadaan perekonomian yang diinginkan
2.
Pembangunan ekonomi
dilakukan untuk meningkatkan PNB dan pendapat per kapita, sebagai tolak ukur
keberhasilan pembangunan ekonomi
INDIKATOR
pembangunan Ekonomi
1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto, yaitu total produksi barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam 1 tahun
2. Produk Domestik Bruto per Kapita, negara mengusahakan agar PDB per kapita naik secara simultan (terus-menerus) seiring dengan pertumbuhan penduduk
3. Indeks Kualitas Hidup, merupakan merupakan indeks non-ekonomi untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat (Phisical Quality of Life Index). PQLI terdiri atas 3 indikator yaitu kematian bayi, angka harapan hidup, tingkat ‘melek huruf’
4. Indeks Pembangunan Manusia, meliputi indeks gabungan dari indeks harapan hidup, indeks pendidikan, indeks standar hidup yang layak
1. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto, yaitu total produksi barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam 1 tahun
2. Produk Domestik Bruto per Kapita, negara mengusahakan agar PDB per kapita naik secara simultan (terus-menerus) seiring dengan pertumbuhan penduduk
3. Indeks Kualitas Hidup, merupakan merupakan indeks non-ekonomi untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat (Phisical Quality of Life Index). PQLI terdiri atas 3 indikator yaitu kematian bayi, angka harapan hidup, tingkat ‘melek huruf’
4. Indeks Pembangunan Manusia, meliputi indeks gabungan dari indeks harapan hidup, indeks pendidikan, indeks standar hidup yang layak
Dampak pembangunan ekonomi:
1. Dampak
positif:
·
Terbukanya lapangan
pekerjaan bagi masyarakat, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan
kejahatan
·
Pendapatan masyarakat
bertambah, sehingga kesejahteraan rakyat dapat ditingkatkan
·
Fasilitas umum dapat
terpenuhi, sehingga adanya jalan layang, diharapakan dapat mengurangi kemacetan
lalu lintas
2. Dampak
negatif
·
Meningkatkan
urbanisasi, yang disebabkan karena pelaksanaaan pembangunan ekonomi
diperdesaaan tidak merata, sehingga masyarakat didesa lebih memilih untuk
berpindah kedaerah perkotaan
·
Terjadinya pencemaran
lingkungan dn kerusakan lingkungan hidup, akibat dari limbah pembangunan
Ukuran Keberhasilan Pelaksanaan
Pembangunan
Ukuran
keberhasilan pembangunan idealnya harus ditentukan berdasarkan dimensi
pembangunan, yakni tergantung kepada fokus dan orientasi pembangunan yang dilaksanakan
dan dimensi mana yang lebih menjadi perhatian bersama bagi:
(1)
Pengambil keputusan (Decision maker)
(2)
Perencana (planner) sebagai perencana dan perancang (berbagai aktifitas
pembangunan, tujuan dan targetnya serta pelaksanaannya),
(3) Pelaksana
pembangunan itu sendiri sebagai pihak yang menjalankan atau sering disebut juga
sebagai agen pembangunan,
(4)
Masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan.
Dimensi yang
menjadi perhatian ini kemudian diberikan indikator. Indikator-indikator dari
berbagai dimensi pembangunan inilah yang kemudian dijadikan tolok ukur atau
ukuran keberhasilan pelaksanaan pembangunan.
Secara teori
semua kelompok dimensi pembangunan yang telah dikemukakan terlebih dahulu,
dapat dicarikan indikator-indikatornya dan kemudian dipergunakan sebagai ukuran
keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Meskipun demikian, dalam kenyataannya
berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai
tingkatan menerapkan ukuran dan indikator yang berbeda-beda untuk menunjukkan
tingkat keberhasilan pelaksanaan pembangunan.
Pengukuran
keberhasilan pembangunan harus melewati dua tahap, yaitu:
(1) Tahapan
identifikasi target pembangunan, dan
(2) Tahapan
aggregasi karakteristik pembangunan
Tahapan
identifikasi target pembangunan diperlukan agar dapat menentukan secara jelas
siapa yang akan menikmati hasil pelaksanaan pembangunan dan bagaimana
upaya-upaya yang dapat dilakukan agar hasil pembangunan tersebut benar-benar
dinikmati oleh mereka yang berhak. Sedangkan tahapan aggreasi karakteristik
pembangunan diperlukan untuk menjaga agar ketika skala kegiatan pembangunan
diperluas, target yang dituju tetap memenuhi karakteristik dan kriteria yang
telah ditetapkan pada tahap identifikasi.
Ravalion and
Datt (1996) menyarankan agar dapat diperoleh ukuran keberhasilan pembangunan
yang lebih peka, maka faktor-faktor berikut perlu diperhitungkan, yaitu:
(1)
pengeluaran real setiap orang dewasa,
(2) akses
kepada barang yang tidak dipasarkan,
(3)
distribusi intra rumah tangga dan
(4)
karakteristik personal.
Pengeluaran
real merupakan indikasi yang lebih akurat dari kemampuan seseorang untuk
memenuhi kebutuhannya. Pengeluaran real lebih mendekati kepada pengertian disposable
income, yaitu pendapatan bersih setelah diperhitungkan berbagai pajak dan
penyusutan-penyusutan. Akses kepada barang yang tidak dipasarkan perlu untuk
merepresentasikan seberapa jauh fasilitas pelayanan publik dapat menjangkau
masyarakat, baik fasilitas publik tersebut berupa infrastruktur, sarana maupun
prasarana untuk berbagai jenis kegiatan dan aktifitas pembangunan masyarakat.
Kalau kita
memperhatikan kelaziman pemakaiannya, maka ukuran pembangunan yang didasarkan
pada dimensi ekonomi merupakan jenis yang paling luas dipergunakan di berbagai
bagian dunia. Ukuran ini terutama dalam bentuk pendapatan dengan berbagai
variasi dan turunannya, seperti produk domestik bruto (PDB), pendapatan
nasional, pendapatan wilayah, pendapatan perkapita, pendapatan rumah tangga,
distribusi pendapatan, tingkat investasi, tingkat dan nilai ekspor maupun impor
dan seterusnya.
Variasi yang
lain dari ukuran pembangunan tipe ini adalah dengan pendekatan pengentasan
kemiskinan, yakni bahwa keberhasilan pembangunan diukur dengan seberapa jauh
upaya-upaya pembangunan dapat mengentaskan kemiskinan. Secara garis besar
problema kemiskinan dapat dibedakan atas dua jenis, yakni kemiskinan absolut
dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut biasanya dinyatakan dengan tingkatan
tertentu yang harus dipenuhi atau diperlukan untuk dapat menjalankan hidup
secara layak. Tingkatan ini lazim dikenal dengan garis kemiskinan. Ukuran yang
dipakai sebagai garis kemiskinan ini berbeda-beda, tergantung sudut pandang dan
fokus penelaahan yang bersangkutan. Sedangkan kemiskinan relatif adalah keadaan
kekurangan yang dikenali setelah melakukan perbandingan dengan mendasarkan pada
suatu dimensi yang sama, misalnya dimensi daerah, dimensi sektor, dimensi
negara dst. Kemiskinan absolut berhubungan dengan besarnya pendapatan yang
diperoleh, sedangkan kemiskinan relatif berhubungan dengan distribusinya.
Di
Indonesia, beberapa jenis ukuran keberhasilan pembangunan yang banyak digunakan
adalah:
(1)
Berdasarkan pendapatan dan nilai produksi, seperti: PDB, pertumbuhan ekonomi,
pendapatan perkapita, dan distribusi pendapatan.
(2)
Berdasarkan investasi: tingkat investasi, jumlah PMA (Penanaman Modal Asing)
dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), dan jumlah FDI (Foreign Direct
Investment) yaitu investasi langsung oleh pihak asing.
(3)
Berdasarkan kemiskinan dan pengentasannya: jumlah penduduk miskin, garis
kemiskinan Sayogyo yang diadopsi oleh BPS (setara beras 320 kg di desa dan 480
di kota), tingkat kecukupan pangan (2100 kilokalori intake), tingkat
kecukupan 52 jenis komoditas pangan, tingkat pemenuhan kebutuhan dasar sembilan
bahan pokok (BPN), Poverty Gap dan Severity Index, serta metode
RAO (16 kg beras dikali 1,25 kemudian dibagi dengan rata-rata rasio pangan
terhadap pengeluaran total).
(4)
Berdasarkan keadaan sosial kemasyarakatan dan kelestarian lingkungan: tingkat
pendidikan (untuk berbagai level dan kombinasinya), tingkat kesehatan (meliputi
kesehatan ibu dan anak dan akses kepada fasilitas hidup yang sehat), tingkat
dan kualitas lingkungan (meliputi tingkat pencemaran berbagai aspek, tingkat
keruasakan hutan, tingkat degradasi lahan dan seterusnya.
Dalam
pengukuran keberhasilan pembangunan ini ada ukuran single dimension
(dimensi tunggal) dan adapula yang multi dimension (dimensi ganda).
Dimensi tunggal adalah ukuran pembangunan yang hanya memperhatikan satu dimensi
pembangunan saja dalam penyusunan indikatornya, sedangkan dimensi ganda adalah
ukuran keberhasilan pembangunan yang indikator-indikatornya memadukan berbagai
dimensi secara integral.
Contoh
ukuran keberhasilan pembangunan multi dimensi adalah indikator pembangunan
manusia atau Human Development Index (HDI) dari World Bank.
Indikator-indikator yang digunakan dalam HDI adalah: tingkat harapan hidup
bayi, tingkat literasi orang dewasa, rasio partisipasi sekolah dasar dan
lanjutan dan PDB per kapita. Indikator-indikator ini masing-masing diberikan
indeks dan selanjutnya digabungkan menjadi indeks pembangunan manusia
nice blog ny :)
BalasHapusmantap blog kw gan.....
BalasHapushehehe..
BalasHapus.
thanks ya gan..
ntar low ad waktu aku perkembangin lg kok..
.
bleh jga kasih saran..
ok..
(y)
behhh kreatif lur,,,,,,,sukses yaaaa
BalasHapusAssalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua,SAYA IBU SUKMA Sengaja ingin menulis
BalasHapussedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
500 JT saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan AKI SAKTI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 HARI
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KI sakti
kata BELIAU pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 2Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 2M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi Aki Sakti DI NOMOR 085_242_421_477
agar di berikan arahan. jika ingin seperti saya coba hubungi Aki Sakti pasti akan di bantu Oleh Beliau